PERSIAPAN BOJONEGORO DALAM MENGHADAPI
MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di zaman yang serba teknologi ini membuat semua hal berkembang secara pesat, bisa dalan bidang tranportasi, komunikasi, dan dalam sektor ekonomi. Tidak dapat dipungkiri perkembangan teknologi memberikan efek positif juga dalam dunia komunikasi dan perdagangan. Ketika dahulu interaksi antar negra bisa sangat susah dan tersekat sekat dengan perkembangan teknologi interaksi antar negara bisa sangat mudah dan bebas seperti sudah tidak ada batasan – batasan dalam sebuah negara. Menjalin kerja sama antar negara juga semakin mudah. Didukung dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang diikuti oleh beberapa anggota dari di di wilayah ASEAN Tenggara. Dampak dari Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini sangat terasa khususnya dalam bidang perekonomian dan perdagangan. Peningkatan yang sangat pesat di bidang ini membuat setiap negara harus mempersiapkan semuanya dengan matang supaya dapat bersaing dengan negara – negara lain. Namun dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), tidak semua negara bisa mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Indonesia selalu berupaya memberikan sosialisasi terhadap Kabupaten - Kabupaten yang ada di dalam setiap provinsi yang masih kurang pengetahuan tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Bojonegoro adalah salah satu kabupaten yang juga harus berjuang keras untuk bersaing ketat di Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Kabupaten Bojonegoro merupakan kabupaten yang kaya akan sumber daya alam khususnya sumber daya minyak bumi yang sudah digarap selama beberapa tahun ini. Pemerintah kota Bojonegoro juga sangat serius dan hati-hati dalam mengelola sumberdaya alam yang ada di dalam wilayah kota ini, selain itu pemerintah kota bojonegoro juga sangat memperhatikan SDM yang ada. Buktinya dalam perjanjian dengan Exxon mereka mengharuskan tenaga unskill hasus diambil dari masyarakat Bojonegoro sendiri dan memberikan pelatihan bagi masyarakat Bojnegoro dalam bidang perminyakan supaya SDM yang dimiliki tidak hanya mendominasi bidang pekerjaan yang unskill saja. Terbukti dalam sektor minyaknya pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Bojonegoro telah mengalami peningkatan signifikan. Hal ini dilihat dari pendapatan migas tahun 2014 mencapai 5,86 persen. Dengan informasi diatas penulis bertujuan untuk mengetahui kesiapan kota Bojonegoro dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah mengenai apakah Bojonegoro siap dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ?
C. Tujuan Makalah
Dari rumusan masalah diatas, maka secara umum tujuan makalah ini adalah untuk menjelaskan tentang kesiapan kota Bojonegoro dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
D. Manfaat Makalah
Makalah ini disusun agar dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, makalah ini berguna sebagai pengembangan ilmu, sesuai dengan masalah yang dibahas dalam makalah ini. Secara praktis, makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Penulis, seluruh kegiatan penyusunan dan hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat menambah pengalaman, wawasan dan ilmu dari masalah yang dibahas dalam makalah ini; dan
2. Pembaca, makalah ini daharapkan dapat dijadikan sebagai sumber tambahan dan sumber informasi dalam menambah wawasan pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Masyarakat Ekonomi Asean adalah integrasi kawasan ASEAN dalam bidang perekonomian. Pembentukan MEA dilandaskan pada empat pilar. Pertama, menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal dan pusat produksi. Kedua, menjadi kawasan ekonomi yang kompetitif. Ketiga, menciptakan pertumbuhan ekonomi yang seimbang, dan pilar terakhir adalah integrasi ke ekonomi global. Penyatuan ini ditujukan untuk meningkatkan daya saing kawasan, mendorong pertumbuhan ekonomi, menekan angka kemiskinan dan untuk meningkatkan standar hidup masyarakat ASEAN. Integrasi ini diharapkan akan membangun perekonomian ASEAN serta mengarahkan ASEAN sebagai tulang punggung perekonomian ASEAN.(Wikipedia,11 Mei 2016)
Dengan dimulainya MEA maka setiap negara anggota ASEAN harus meleburkan batas teritori dalam sebuah pasar bebas. MEA akan menyatukan pasar setiap negara dalam kawasan menjadi pasar tunggal. Sebagai pasar tunggal, arus barang dan jasa yang bebas merupakan sebuah kemestian. Selain itu negara dalam kawasan juga diharuskan membebaskan arus investasi, modal dan tenaga terampil. MEA memang sebuah kesepakatan yang mempunyai tujuan yang luar biasa namun beberapa pihak juga mengkhawatirkan kesepakatan ini. Arus bebas barang, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja tersebut tak pelak menghadirkan kekhawatiran tersendiri bagi beberapa pihak. Dalam hal ini pasar potensial domestik dan lapangan pekerjaan menjadi taruhan. Sekedar bahan renungan, indek daya saing global Indonesia tahun 2013-2014 (rangking 38) yang jauh di bawah Singapura (2), Malaysia (24), Brunai Darussalam (26) dan satu peringkat di bawah Thailand (37). Di sisi lain coba kita lihat populasi Indonesia yang hampir mencapai 40% populasi ASEAN. Sebuah pasar yang besar tapi tak didukung daya saing yang maksimal. Jangan sampai Indonesia mengulang dampak perdagangan bebas ASEAN China. Berharap peningkatan perekonomian malah kebanjiran produk China.(okezone, 11 Mei 2016)
Menurut Santoso pada tahun 2008 Bagi Indonesia sendiri, Adapun Peluang dan tantangan dalam kegiatan Masyarakat Ekonomi ASEAN adalah :
1. Pada Sisi Perdagangan
MEA akan menjadi kesempatan yang baik karena hambatan perdagangan akan cenderung berkurang bahkan menjadi tidak ada. Hal tersebut akan berdampak pada peningkatan eskpor yang pada akhirnya akan meningkatkan GDP Indonesia. Di sisi lain, muncul tantangan baru bagi Indonesia berupa permasalahan homogenitas komoditas yang diperjual-belikan, contohnya untuk komoditas pertanian, karet, produk kayu, tekstil, dan barang elektronik.
2. Pada Sisi Investasi
Kondisi ini dapat menciptakan iklim yang mendukung masuknya Foreign Direct Investment (FDI) yang dapat menstimulus pertumbuhan ekonomi melalui perkembangan teknologi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan sumber daya manusia (human capital) dan akses yang lebih mudah kepada pasar dunia.
3. Aspek Ketenagakerjaan
Terdapat kesempatan yang sangat besar bagi para pencari kerja karena dapat banyak tersedia lapangan kerja dengan berbagai kebutuhan akan keahlian yang beraneka ragam. Selain itu, akses untuk pergi keluar negeri dalam rangka mencari pekerjaan menjadi lebih mudah bahkan bisa jadi tanpa ada hambatan tertentu. MEA juga menjadi kesempatan yang bagus bagi para wirausahawan untuk mencari pekerja terbaik sesuai dengan kriteria yang diinginkan.
Jadi, penulis menyimpulkan bahwa peluang dan tantangan Indonesia dalam Mayarakat Ekonomi ASEAN sangatlah besar. Indonesia dapat memperoleh beberapa keuntungan diantaranya meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun hal itu juga harus diikuti oleh perbaikan kualitas sumber daya manusia, dan pemanfaatan sumber daya alam semaksimal mungkin.
B. Kabupaten Bojonegoro
Kabupaten Bojonegoro, yang beribukotakan kota Bojonegoro ini, berbatasan langsung dengan Kabupaten Tuban di utara, Kabupaten Lamongan di timur, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Ngawi di selatan, serta Kabupaten Blora, Jawa Tengah, di barat. Bojonegoro pada masa lampau merupakan wilayah yang mendapat pengaruh kuat dari kebudayaan Hindu yang datang sejak abad I. Dan hingga abad ke 16, Bojonegoro merupakan salah satu bagian Kerajaan Majapahit. Lalu, pada abad ke 16 Bojonegoro masuk dalam kekuasaan kerajaan Demak. Setelah ajaran Islam mulai menyebar di tanah Jawa, akhirnya pengaruh budaya Hindu terdesak dan muncul nilai-nilai baru dalam masyarakat disertai dengan adanya pergolakan yang masuk dalam sejarah kerajaan Pajang di tahun 1586 dan kemudian kerajaan Mataram 1587. Bojonegoro mungkin kota kecil, tapi di wilayah banyak tersimpan hal-hal yang patut untuk dieksplor lebih dalam, baik dari segi sejarah, budaya dan bagaimana masyarakatnya berkembang. Semua hal yang menjadi bagian wilayah ini sangat menarik, seperti kebudayaan, tradisi, makanan khas dan tentu saja, pariwisatanya. (Berita Pemkab Bojonegoro, 11 Mei 2016)
C. Kesiapan Pemerintahan Kota Bojonegoro dalam menghadapi Masyarakat
Menutur Suara Bojonegoro Jumat, Desember 05, 2014. Dinas tenaga kerja, transmigrasi dan sosial (disnakertransos) melakukan pembekalan-pembekala¬n agar masyarakat Bojonegoro mampu bersaing dalam MEA pada akhir tahun 2015. "Kami akan memberikan pembekalan pelatihan kewirausahawan dan pelatihan formal," kata kepala dinas tenaga kerja, transmigrasi dan sosial (disnakertransos), Adi Wicaksono. Menurut Adi target tahun 2015 8000 orang akan diberikan pelatihan kewirausahawan seperti pelatihan service elektro, service motor, pembuatan bakso, mie ayam dan sate, untuk pelatihan formal akan ada 3000 orang memiliki sertifikasi bertaraf internasional sedangkan 1000 orang akan diberi sertifikasi bidang migas. Tak tanggung-tanggung tahun 2015 dinas tenaga kerja, transmigrasi dan sosial (disnakertransos) pemerintahan kabupaten Bojonegoro menyiapkan anggaran 9,8 millyar untuk peserta pelatihan menghadapi MEA (pasar bebas) yang dianggarkan dari APBD 2015.
Dengan melihat persiapan dari Disnakertransos di wilayah Bojonegoro memberi pengertian bahwa pemerintah kota bojonegoro sangat serius dalam mempersiapkan masyarakatnya terutama SDM yang diharapkan bisa mampu bersaing di Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dana yang digelontorkan tidak main – main untuk mencetak SDM yang mumpuni dalam kompetensi masing masing.
Menurut LENSAINDONESIA.COM: Kabupaten Bojonegoro diperkirakan akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi nasional baru di Indonesia. Terutama dalam kelompok Industri minyak dan gas, pertanian, dan klaster (kelompok) ketahanan energi dan peternakan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa, mengungkapkan, untuk itu Bojonegoro diharapkan jangan sampai hanya jadi jalan yang mengalir begitu saja. Tapi dalam master plan pertumbuhan ekonomi, Bojonegoro sebagai sumber harus menjadi pusat pertumbuhan. Menurutnya, Bojonegoro memiliki potensi migas yang cukup besar, sehingga jangan sampai tidak dimanfaatkan. Maka harus di olah, menjadi beberapa industri seperti, peter kimikal, elpiji plan, sumber industri manufakus, serta petrokimical. Menurutnya, statistik menunjukan Jawa Timur penduduknya lebih besar daripada Malaysia, sehingga termasuk penyerap industri terbesar di Indonesia, kedua usaha kecil menengah, pengrajin menengah terbesar di indonesia, dan penurunan kemiskinan tercepat di Indonesia.
Menurut Kiprah Daerah, 21 Oktober 2010 :Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bojonegoro menduduki peringkat tertinggi di Jawa Timur dengan persentase pertumbuhannya sebesar 12 persen. Bahkan pertumbuhan ekonomi Bojonegoro ini melebihi pertumbuhan ekonomi Jatim dengan jumlah pertumbuhan 6,5 persen dan nasional sebesar 6,17 persen. Tingginya pertumbuhan ekonomi Bojonegoro ditopang sektor pertambangan yang mencapai 20 persen. Disusul sektor lainnya, seperti perdagangan, jasa, dan pertanian.. Hasil survey BI menunjukkan, pertumbuhan investasi di Bojonegoro mencapai Rp 2,8 triliun. Jumlah ini melebihi Kabupaten Tuban dan Lamongan, dengan jumlah investasinya Rp 1,8 tiliun dan Rp 1,4 triliun. Investasi ini berupa kredit dan larinya ke sektor UKM.
Dengan menjadi pusat perekonomian baru di Indonesia, Bojonegoro akan lebih siap menghadapi MEA dari pada kota – kota lain di Indonesia karena ditunjang dengan peningkatan perekonomian yang sangat signifikan dengan angka 12 persen dan menjadi peringkat pertama di Jawa Timur. Prestasi ini akan menjadi modal Kota Bojonegoro dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Dengan begitu pemerintah akan meningkatkan lagi disektor sektor yang lain guna memperbanyak kompetensi – kompetensi yang dimiliki. Pertumbuhan inventasi juga membantu penambahan pendapatan dan pembangunan infrastruktur dalam kota yang berfungsi sebagai kemajuan dan kelengkapan fasilitas di Kota Bojonegoro
Menutur blokBojonegoro.com Minggu, 15 November 2015 23:00:05 : Para pengusaha yang bergerak di bidang kuliner Bojonegoro mengaku sudah siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) atau ASEAN Economic Community. Mereka beranggapan akan mampu bersaing dengan produk luar negeri yang diprediksi akan masuk di Indonesia. para pelaku usaha harus memiliki brand bagaimana bisnis yang sudah dibangun agar bisa dikenali orang.
Selain itu di sektor wirausaha dijelaskan bahwa Mayoritas pengusaha di Bojonegoro juga memberikan respon yang bagus dalam menghadapi MEA dan menyatakan kesiapannya. Namun, harus dipersiapkan kelayakan usaha dan identitas usaha yang dijalankan supaya usaha bisa cepat berkembang dan terkenal di kanca Internasional.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan hadirnya ajang MEA ini, Bojonegoro memiliki peluang untuk memanfaatkan keunggulan skala ekonomi dalam negeri sebagai basis memperoleh keuntungan. Namun demikian, Bojonegoro harus terus meningkatkan keunggulannya di berbagai sektor guna menghadapai MEA. Kesiapan Pemerintah Kota Bojonegoro juga tidak bisa di anggap main – main dalam mempersiapkan MEA. Banyak dana yang digelontorkan untuk memperbaiki SDM dan mencetak SDM yang dapat bersaing di MEA. Kemudian prestasi dan peningkatan pertumbuhan ekonomi di Bojonegoro juga dapat menjadi modal dalam menghadapi MEA. Namun semua elemen masyarakat juga sangat berperan aktif dalam kesiapan untuk menghadapai MEA.
B. Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, maka penulis merumuskan saran dalam makalah ini sebagai berikut:
1. Hendaknya pemerintah kota Bojonegoro lebih sering melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai program Masyarakat Ekonomi ASEAN.
2. Pemerintah kota Bojonegoro lebih memperhatikan UKM agar mampu bersaing dengan pasar internasional.
DAFTAR PUSTAKA
• http://news.okezone.com/read/2014/09/26/373/1044892/cara-uns-bersiap-hadapi-mea-2015 diunduh pada tanggal 11 mei 2016
• http://ekonomi.kabo.biz/2014/08/masyarakat-ekonomi-asean-mea.html diunduh pada tanggal 11 mei 2016
• www.beritapemkab.com, diakses 11 mei 2016
• www.wikipedia.com, diakses pada tanggal 11 mei 2016
• www.blogbojonegoro.com, diakses pada tanggal 11 mei 2016
• www.lensaindonesia.com, diakses pada tanggal 11 mei 2016
• www.kiprahdaerah.com, diakses pada tanggal 11 mei 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar